Emas berjangka mengakhiri sesi perdagangan Selasa (15/11) sedikit lebih tinggi setelah sempat turun jatam pada sesi perdagangan Asia, harga bergerak cenderung flat pada sesi awal perdagangan selasa.
Menguatnya indeks Dollar AS dan melemahnya harga minyak mentah dalam dua hari terakhir memang sedikit menghambat pergerakan emas. Namun, harga minyak mentah yang kembali menguat setelah sebuah laporan bahwa cadangan minyak mentah secara tak terduga naik sebanyak 1.3 juta barel yang memeberikaan sedikit tumpangan kepada emas serta sebagian besar pasar komoditas lainnya di akhir sesi perdagangan.
Emas berjangka kontrak Desember diperdagangkan naik $ 1,20 pada $ 1,779.60 per ounce. Harga sempat diperdagangkan hingga setingi $ 1,787.80 dan serendah $ 1,707.20. Sementara Spot emas diperdagangkan turun $ 1,40 per ounce pada $ 1,779.25.
Logam mulia untuk saat ini masih dipengaruhi oleh pasar luar termasuk indeks dolar AS, minyak mentah indeks saham AS dan Eropa. Indeks dolar AS diperdagangkan menguat lagi pada sesi perdagangan Selasa dirasakan sebagai permintaan investasi safe haven karena krisis utang Uni Eropa. Harga minyak mentah bergerak sedikit lebih rendah Selasa pagi namun kemudian rally pada tengah hari dan mencapai tertinggi dalam 13 minggu terakhir pada $ 99,84 per barel. Menguatnya harga Minyak mentah merupakan faktor bullish untuk logam mulia. Untuk saat ini harga minyak mentah tetap berada dalam uptrend untuk jangka pendek.
Krisis utang Uni Eropa kembali memanas setelah imbal hasil obligasi Eropa meningkat, termasuk obligasi Italia bergerak di atas level 7%. Meskipun banyak kabar yang tidak terlalu jelas dalam beberapa hari terakhir, meningkatnya ketidakpastian Uni Eropa tetap merupakan faktor yang mendasari bullish untuk pasar emas. Hal ini dapat dikatakan bahwa harga emas saat ini dapat diperdagangkan secara signifikan lebih rendah jika tidak ada perkembangan baru yang membuat pasar dunia bergejolak.
SEB Commodity Research memperkiran harga emas rata-rata akan berada pada $ 1.800 per ounce untuk kuartal keempat dan $ 2.088 pada tahun 2012. SEB mengatakan emas telah kembali ke tren yang mendasarinya setelah rally yang kuat sebelumnya dan koreksi berikutnya pada kuartal ketiga. Krisis utang Eropa yang berkepanjangan telah mencapai inti dari perekonomian Eropa karena kepercayaan pasar di Italia dan Spanyol yang mulai goyah. Meningkatnya fokus pada ambisi nuklir Iran, juga merupakan resiko geopolitik yang menjadi faktor pendukung untuk pasar emas. SEB melihat adanya "dukungan kuat" sekitar $ 1.550 hingga $ 1.600 per ons sebelum rebound cepat.
No comments:
Post a Comment