
Spot emas dan emas berjangka diperdagangkan menguat tajam selama sesi perdagangan Jum'at (1/6) emas masing-masing menguat hampir 4%, mencetak persentase keuntungan terbesar sejak Agustus. Harga emas ditutup menguat tajam setelah data kunci ekonomi AS yang dirilis memberikan hasil yang begitu mengecewakan, mendorong spekulasi pasar akan adanya kemungkinan putaran pelonggaran kebijakan moneter yang lebih lanjut oleh pemerintah AS.
Emas berjangka kontrak Agustus ditutup naik $ 57,90 atau 3,7% menetap di $ 1,622.10 per ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange. menghapus kerugian mingguan emas dan mencatatkan keuntungan mingguan sebesar 3.4%. spot emas ditutup naik $59.40 atau 3.8% berakhir pada $1,622.10, spot emas sempat diperdagangkan hingga serendah $1,544.40 dan setinggi $1,630.05.
Dari pasar komoditas lainnya, Tembaga Kontrak Juli ditutup sedikit lebih rendah sebesar 5 sen atau 1,6% menetap di $ 3,31 per pon. Tembaga turun sebanyak 4,1% dari penutupan pekan lalu. Platinum kontrak Juli naik $ 15,60 atau 1,1% menjadi $ 1,433.20 per ounce, naik 0,5% dari seminggu yang lalu. Paladium kontrak September berakhir pada $ 614 per ounce, naik 10 sen untuk sesi dan naik 4,1% dari pekan lalu.
Sementara indeks saham pertambangan juga ditutup menguat tajam, dengan indeks Gold & Silver Philadelphia ditutup 5,8% lebih tinggi. Di antara saham pertambangan, Newmont Mining Corp (NEM) naik 6,7%. SPDR Gold Trust (GLD) menguat 3,88%.
Dalam data yang dirilis pada Jum’at malam menunjukan bahwa jumlah lapangan kerja diluar sektor pertanian AS (Non-Farm Payroll) turun jauh dibawha perkiraan rata-rata analis dan data sebelumnya direvisi turun kurang dari 100.000. Non-farm Payroll AS hanya menambahkan sebanyak 69.000 lapangan kerja, jauah dari perkiraan rata-rata pada 150.000 dan dibawah angka bulan sebelumnya pada 77.000 yang direvisi turun dari 115.000. sementara jumlah pengangguran AS naik menjadi 8.2% dari 8.1%.
Buruknya angka ketenagakerjaan AS menimbulkan spekulasi baru dipasar yang mengdorong harapan para investor bahwa Fed akan segera memberikan pelonggaran kebijakan lebih. Mendorong dolar terdepresi dari titik tertinggtinya sejak 2010 dan mendukung harga emas menguat tajam.
Perlu diingat bahwa buruknya data ekonomi AS akan menjadikan Fed kembali menjadi sorotan pasar dan menjadi penggerak utama untuk pergerakan emas.
Emas diperkirakan akan mampu bergerak lebih tinggi jika Fed memang memberikan signal bahwa ada kemungkinan akan adanya kebijakan moneter lebih (Q3) dan jika data ekonomi AS mendatang masih akan terus menujukan perlambatan. Namun, jika hal tersebut tidak terjadi maka emas akan tetap berada di bawah tekanan karena kembalinya deflasi.
Dari pasar pembanding emas, Indeks dolar anjlok menjadi 82,878 dari 83,035 pada sesi Kamis malam. Minyak mentah berjangka diselesaikan turun di bawah $ 84 per barel pad asesi perdagangan Jumat (1/6), harga minyak berjangka kehilangan lebih dari 8% untuk minggu lalu.
No comments:
Post a Comment