kedaitrader.com - Pasar minyak WTI kembali diperdagangkan anjlok menyusul laporan cadangan minyak mentah AS yang secara tak terduga meningkat tajam selama periode pekan lalu.
Pelemahan juga dipertajam oleh kuatnya index dolar AS merespon keputusan Fed untuk menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25 Bps pada pertemuan Desember.
Harga minyak mentah WTI (Spot) ditutup turun sebanyak $1.00 atau 2.72% berakhir pada level $35.74 per barrel, setelah sebelumny sempat diperdagangkan hingga setinggi $37.32 dan serendah $35.28.
Sementara dipasar minyak futures - Crude Oil (Januari) ditutup turun sebanyak $1.83 atau 4.9% berakhir pada level $35.52 per barrel di Divisi New York Mercantile Exchange.
Brent Crude (Januari) ditutup turun sebanyak $1.26 atau 3.3% berakhir pada level $37.12 per barrel di Divisi ICE Futures Exchange London.
Dalam data yan dirilis menunjukkan jumlah cadangan minyak mentah AS yang secara tak terduga meningkat sebanyak 4,8 juta barrel dalam sepakan lalu, jumlah ini dirilis lebih banyak dari perkiraan dan data sebelumnya pada -1.417 Juta Barrel (F) dan -3.568 Juta barrel (P).
Sementara itu, harga minyak cukup terbebani oleh tingginya index dolar AS sebagai rival utamanya. Dimana penguatan index dolar AS secara tidak langsung akan membawa pasar komoditas yang berdenominasikan dolar menjadi kurang diminati karena dianggap menjadi lebih mahal ketika dolar terus melonjak.
Index dolar AS ditutup naik sebanyak 22 poin atau 0.22% berakhir pada level 98.40, setelah sempat diperdagangkan hingga setinggi 98.61 dan serendah 97.65.
Secara teknis, melihat kondisi fundamental yang terjadi saat ini maka harga minyak mentah WTI berpotensi tertekan – setidaknya hingga akhir pekan ini.
Harga minyak WTI diperkirakan akan mampu menguji level terendah tahun 2009 pada kisaran $32 per barrel.
Pelemahan juga dipertajam oleh kuatnya index dolar AS merespon keputusan Fed untuk menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25 Bps pada pertemuan Desember.
Harga minyak mentah WTI (Spot) ditutup turun sebanyak $1.00 atau 2.72% berakhir pada level $35.74 per barrel, setelah sebelumny sempat diperdagangkan hingga setinggi $37.32 dan serendah $35.28.
Sementara dipasar minyak futures - Crude Oil (Januari) ditutup turun sebanyak $1.83 atau 4.9% berakhir pada level $35.52 per barrel di Divisi New York Mercantile Exchange.
Brent Crude (Januari) ditutup turun sebanyak $1.26 atau 3.3% berakhir pada level $37.12 per barrel di Divisi ICE Futures Exchange London.
Dalam data yan dirilis menunjukkan jumlah cadangan minyak mentah AS yang secara tak terduga meningkat sebanyak 4,8 juta barrel dalam sepakan lalu, jumlah ini dirilis lebih banyak dari perkiraan dan data sebelumnya pada -1.417 Juta Barrel (F) dan -3.568 Juta barrel (P).
Sementara itu, harga minyak cukup terbebani oleh tingginya index dolar AS sebagai rival utamanya. Dimana penguatan index dolar AS secara tidak langsung akan membawa pasar komoditas yang berdenominasikan dolar menjadi kurang diminati karena dianggap menjadi lebih mahal ketika dolar terus melonjak.
Index dolar AS ditutup naik sebanyak 22 poin atau 0.22% berakhir pada level 98.40, setelah sempat diperdagangkan hingga setinggi 98.61 dan serendah 97.65.
Secara teknis, melihat kondisi fundamental yang terjadi saat ini maka harga minyak mentah WTI berpotensi tertekan – setidaknya hingga akhir pekan ini.
Harga minyak WTI diperkirakan akan mampu menguji level terendah tahun 2009 pada kisaran $32 per barrel.
No comments:
Post a Comment